Rabu, 24 Januari 2024 SMA Negeri 1 Mirit adakan wisata religi kunjungan ke Makam Mbah Lancing Mirit. Kegiatan wisata religi ini merupakan salah satu rangkaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kearifan Lokal dan mengusung sub tema Lestarikan Budaya Lokal, Kembangkan Kreatifitas Kekinian.
Kegiatan P5 kali ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI, diawali dengan pembacaan asmaul husna bersama-sama kemudian disampaikan pemaparan sejarah singkat Mbah Lancing.Â
Dalam pemaparannya Budi Sulistyo, S. Pd menyampaikan" Makan mbah Lancing termasuk kawasan Cagar Budaya Kebumen yang dilindungi Undang-Undang".
"Mbah Lancing memiliki nama Asli Abdullah Iman yang disebut Kyai Baji bin Dipodrono bin Keti Joyo. Nama Lancing diambil dari arti kain pengikat kepala. Semasa hidup Kyai Baji sering menggunakan pengikat kepala Lancing sehingga orang-orang menyebutnya dengan nama Mbah Lancing. Mbah Lancing seorang wali yang berperan penting dalam penyebaran islam di pesisir selatan tanah Jawa bersama Mbah Kyai Marwis merintis permukiman di Desa Mirit."Imbuh Budi.Â
"Ziarah mengingatkan kita akan kematian, dengan mengingat kematian kita akan bersemangat dalam beribadah". Tutur Drs. Mashadin guru Pendidikan Agama Islam dalam tausiahnya pada kegiatan sebelum tahlil dimulai.Â
Tujuan kegiatan kunjungan ke makam Mbah Lancing yaitu untuk mengenal salah satu kearifan lokal di sekitar sekolah yang berbentuk cagar budaya. Disana ada kegiatan tahlil dan reresik makam yang merupakan tradisi di lingkungan yang perlu ditanamkan ke siswa-siswi. "Kata Nur Yulianti, selaku koordinasi projek".
Makam Mbah Lancing adalah salah satu kearifan lokal yang ada di daerah Mirit yang harus dilestarikan. Untuk bisa melestarikan, siswa harus mengenalnya terlebih dahulu. Melalui kegiatan wisata religi siswa dapat mengenal lebih jauh tentang sejarah perjuangan Mbah Lancing dalam penyebaran Agama Islam di wilayah Urut Sewu serta mendoakannya melalui kegiatan tahlil." Kata Rini Yuni Astuti, S. Pd selalu guru bahasa jawa".
SS